MAKALAH KIMIA ANORGANIK 1
“SISTEM PERIODIK UNSUR”
DISUSUN
OLEH :
Benhur Samaloisa (1416150005)
Dosen
penguji : Leony Sanga Lamsari Purba.M.pd
Mata Kuliah
: kimia anorganik 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Unsur adalah zat murni
yang dapat berupa atom tunggal atau berupa gabungan atom – atom sejenis. Contoh
: logam emas adalah unsur yang berupa atom tunggal, sedangkan gas oksigen
adalah unsur yang terbentuk dari gabungan dua atom oksigen. Pada akhir abad 18,
ditemukannya ada 11 unsur baru yang dipublikasikan oleh Lavoisier, yaitu :
klorin, kobalt, hidorgen, manga, molibdat, nikel, nitrogen, oksigen, fosforus,
platina, dan wolfram. Sampai tahun 2011, 118 unsur telah teridentifikasi, dengan 98
diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen lainnya secara artifisial
dibuat dalam reaktor nuklir atau eksperimen akselerator
partikel. . Sebagian besar merupakan unsur yang ditemukan di alam dan
berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari
tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur
bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi
satu alangkah sulitnya.
Ketika unsur yang di kenal sudah banyak,
para ahli berupaya membuat pengelompokan atau klasfikasi sehingga
unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Klasfikasi unsur berawal dari
pengelompokkan unsur ke dalam dua golongan yang didasarkan pada sifat fisis
unsur, misalnya daya hantar listrik, kekerasannya, dan
kelenturannya. Dasar pertama yang digunakan untuk mengelompokkan unsur
adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa atom, dan sekarang berdasarkan
kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur mengalami perkembangan dari
pengelompokkan unsur yang paling sederhana berdasarkan sifat logam dan bukan
logam, kemudian disusul sistem triade Dobereiner, sistem oktaf Newlands,
sistem periodik Mendeleyev, dan sistem periodik yang kita gunakan saat
ini (Henry G. Moseley).Klasifikasi itu menghasilkan dua kelompok unsur, yaitu
unsur, yaitu unsur – unsur logam dan nonlogam. Puncak dari usaha-usaha para
ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik
unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai
sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali
unsur-unsur.
Untuk mempelajari unsur – unsur yang begitu banyak, diperlukan suatu cara agar
mudah mengenali sifat – sifatnya. Sistem periodik unsur – unsur merupakan suatu
sistem yang sangat baik untuk mempelaajari kecenderungan sifat unsur dan
beberapa sifat yang lainnya. Maka dari itu, dalam makalah ini secara garis
besar akan dibahas sifat – sifat keperiodikan unsur.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik
Unsur.
Sejak lama
beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seperti
tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui
bahwa setip unsur memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur
tersebut di tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan
masih akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada
yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem
periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan
penempatan unsur – unsur dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu
golongan.
Pengelompokkan
unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas
adanya kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari
mulai pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner,
Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai
sekarang.
Berikut ini
penjelasan dari pengelompokkan unsur – unsur :
1.
Pengelompokkan
Unsur Berdasarkan System Lavoisier
Dalam sistem
ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk
menghantarkan listrik dan panas.
Menurut
sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a.
Unsur logam ( unsur yang dapat menghantarkan
listrik dan panas), misalnya besi, tembaga, perak, emas, dan sebagainya.
b. Unsur non
logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan panas), misalnya belerang,
oksigen, klor, nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon.
Dari semua
unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagin besar unsur kurang lebih 70%
adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu
logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :
a) Logam,
Sifat logam
Ø Dapat
menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi )
Ø Mudah di
bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seperti kawat).
Ø Mengkilap
terlebih jika digosok.
Ø Keelektron
positif. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
Ø Bersifat
reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan electron)
b) Nonlogam
Sifat non logam
Ø Tidak dapat
menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah )
Ø Yang
berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk).
Ø Tidak mengkilap
atau buram
Ø Ada yang
berwujud padat, cair, atau gas.
Ø Bersifat
oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).
2. Pengelompokkan
unsur berdasarkan Triade Dobreiner
Pada tahun
1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur dalam
kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade.
Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat
diantara kedua nggota triade lainnya dan memiliki massa atom relative yang
merupakan rata – rata dari unsur yang mengapitnya.
Sebagai
contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di mana brom memiliki
massa atom relatif rata – rata dari massa atom Klor dan Iod. Klor berwujud gas,
iod berwujud padat, maka Brom dapat di ramalkan berwujud di antaranya, yaitu
cair. Demikian pula kelompok triade Li, Na, K dan Ca, Sr, Ba. Kreatifan unsur
Na berada diantara kereaktifan unsur Li dan K.
Massa atom
relatif Stronsium (Sr) merupakan rata – rata dari massa atom relatif kalsium
(Ca) dan Barium (Ba). Massa atom relatif kalsium 40,08 dan Barium 137,3 sehingga
massa atom relatif Stronsium (Sr) dapat di hitung dari rata–rata kedua unsur
yang mengapitnya.
Dalam
perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat
semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur
tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan
pijakan awal dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang
3. Pengelompokkan
Unsur Berdasarkan Hukum Newlands
Pada tahun
1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mencoba mengelompokkan unsur –
unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom. Ternyata Newlands
menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not
lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur
kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan
seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan
Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam perkembangannya
pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak mampu menampung
jumlah unsur yang semakin banyak.
Tabel Daftar
Oktaf Newlands
1. H
|
2. Li
|
3. Be
|
4. B
|
5. C
|
6. N
|
7. O
|
8. F
|
9. Na
|
10. Mg
|
11. Al
|
12. Si
|
13. P
|
14. S
|
15. Cl
|
16. K
|
17. Ca
|
18. Ti
|
19. Cr
|
20. Mn
|
21. Fe
|
22. Co, Ni
|
23. Cu
|
24. Zn
|
25. Y
|
26. In
|
27. As
|
28. Se
|
29. Br
|
30. Rb
|
31. Sr
|
32. Ce, La
|
33. Zr
|
34. Di, Mo
|
35. Ro, Ru
|
36. Pd
|
37. Ag
|
38. Cd
|
39. U
|
40. Sn
|
41. Sb
|
42. Te
|
43. I
|
44. Cs
|
45. Ba, v
|
46. Ta
|
47. W
|
48. Nb
|
49. Au
|
50. Pt, Ir
|
51. Os
|
52. Hg
|
53. Ti
|
54. Pb
|
55. Bi
|
56. Th
|
Hokum Oktaf
hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata kemiripan
sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda
dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan
kegagalan usaha pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands memunculkan upaya
baru dari para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan unsur – unsur yang
lebih tepat.
4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan
Meyer dan Mendeleev.
Pada tahun
1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri Ivanovich Mendeleyev
di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur yang
lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom
relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah.
Unsur –
unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di sebut
perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat
unsur adalah fungsi periodik dari massa atomnya”. Ini di sebut
Hukum periodik Mendeleev. Meyer menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat -
sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer
dan Mendeleev menyusun system periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya.
Mendeleev
mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi
mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan
keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik.
Pengelompokkan unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang
unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu –
kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur dengan
memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut.
Hukum
Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum Mendeleev jauh
lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu : pertama, pengelompokkan
yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih
akurat . kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk
memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di temukan hingga saat ini.
Tabel
Periodik Mendeleev
No
|
Gol I
R2O
|
Gol II
RO
|
Gol III
R2O 3
|
Gol IV
RH4
Ro 2
|
Gol V
RH3
R2O 5
|
Gol VI
RH2
RO3
|
Gol VII
RH
R2O7
|
Gol VIII
RO4
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
H = 1
Li = 7
Na = 23
K = 39
(Cu = 63)
Rb = 85
(Ag=108)
Cs = 133
(-)
-
(Au=199
-
|
Be = 9,4
Mg = 24
Ca = 40
Zn = 65
Sr = 87
Cd=112
Ba= 137
-
-
Hg200
-
|
Be = 11
Al=27,3
- = 44
- = 68
Yt = 88
In=113
Di= 138
-
Er= 178
Ti = 204
-
|
C = 12
Si = 28
Ti = 48
- = 27
Zr = 90
Sn=118
Ce=140
-
La=180
Pb=207
Th=231
|
N = 14
P = 31
V = 51
As = 75
Nb =94
Sb=122
-
-
Ta=182
Bi=208
-
|
O = 16
S = 32
Cr = 52
Se =78
Mo= 96
Te 125
-
-
W=184
-
U=240
|
F = 19
Cl=35,5
Mn= 55
Br = 80
-= 100
J = 127
-
-
-
-
|
FE=56,CO=59
NI=59,CU=63
Ru=104,,Rh=104
Pd=106,Ag
=108
Os=195,Ir=197,
Pt=198,Au=99
|
Sistem
periodik Mendeleev tersusun atas delapan golongan dan dua belas periode. Dalam tabel
tampak rumus R2O, RO, dan seterusnya yang merupakan lambing oksida
unsurnya. R adalah lambang unsur pada golongan itu, sedangkan O adalah oksigen.
Misalnya R2O berarti unsur- unsur pada golongan I dapat membentuk H2O,
Li2O, Na2O, dan seterusnya.mendeleev juga menyediakan
kotak kosong dalam sistem periodiknya dalam unsur – unsur yang hingga saat itu
belim di temukan. Unsur – unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan
100.mendeleev juga telah memprediksi sifat – sifat unsur dan ternyata peridiksinya
sangat dekat dengan sifat – sifat unsur setelah di temukan. Misalnya
untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian di ketahui sebagai germanium
dan gallium, seperti tertera dalam table berikut :
Sifat
|
Prediksi :
Eka- Aluminium
(1871)
|
Observasi :
Galium (1875)
|
Prediksi :
Eka- Silikon
(1871)
|
Observasi :
Germanium
(1886)
|
Massa
Atomdesitas
Rumus
oksidasi
|
68
5,9 (g/cm3)
Ea2O3
|
69,9
5,94(g/cm3)
Ga2O3
|
72
5,5 (g/cm3)
EsO2
|
72,6
5,47(g/cm3)
GeO2
|
5. Pengelompokkan
Berdasarkan System Periodik Modern
Pada tahun
1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley (Henry
Gwyn-Jeffreys Moseley ,1887-1915) menemukan hubungan antara
nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur
tersebut dengan elektron berenergi tinggi, dengan beberapa pengecualian,
moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa
atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi sistem periodik Mendeleev
dan menghasilkan Sistem Periodik Modern yang kita kenal sekarang
ini.
Penyusunan
sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan
berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat –
sifat yang sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian
sifat – sifat kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan
di tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton
merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan nomor
atom bukan berdasarkan nomor massanya.
Klasifikasi Unsur – Unsur dalam
Tabel Periodik Unsur
Unsur-unsur dapat diklasifikasikan menurut
banyak cara, yang paling tegas adalah atas dasar wujud pada
keadaan Standard Ambient Temperature and Pressure (25o C,
100 kPa), atau biasa disebut dengan SATP. SATP berbeda dengan STP (Standard
Temperature and Pressure) yang merujuk pada temperatur 0o C dan
101 kPa. Atas dasar SATP, unsur-unsur dibedakan dalam wujud gas yaitu ada
sebelas unsur, hidrogen, nitrogen, oksigen, fluorin, klorin, dan gas mulia.
Wujud cair yaitu hanya unsur bromin dan merkuri. Dan sisanya adalah wujud
padat. Klasifikasi wujud fisik demikian ini tentu tidak memberikan banyak aspek
kimiawinya.
Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan
berdasarkan unsur Logam, Non Logam, Semi Logam.
1.Unsur logam
Unsur Logam adalah unsur yang memiliki
sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar listrik dan penghantar panas
yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada suhu dan tekanan normal,
kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur logam dapat ditempa
sehingga dapat dibentuk menjadi benda - benda lainnya.
2.Unsur non logam
2.Unsur non logam
unsur nonlogam adalah unsur yang tidak
memiliki sifat seperti logam. Pada umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas
dan padat pada suhu dan tekanan normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas
adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat
adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras
dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin.
3Unsur Semi logam
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga
unsur semilogam atau yang dikenal dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur
yang memiliki sifat logam dan nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat
semikonduktor. Apakah yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat
semikonduktor tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang
rendah, tetapi sifat hantaran listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya
lebih tinggi.
Klasifikasi tersebut jelas lebih banyak
menekankan pada sifat-sifat fisik dan bagi para ahli kimia, sifat unsur yang
paling penting adalah pola sifat kimiawinya, misalnya secara khusus
kecenderungan terhadap pembentukan ikatan kovalen atau pemilihan pembentukan
kation. Kriteria manapun yang dipakai, beberapa unsur selalu terklasifikasi ke
dalam "daerah batas" model klasifikasi logam-nonlogam.
Para ahli kimia anorganik umumnya setuju
bahwa unsur-unsur boron, silikon, germanium, arsen, dan telurium termasuk dalam
daerah batas ini yang sering disebut daerah batas yang menunjukkan sifat-sifat
kimiawi mirip dengan semilogam. Yang termasuk unsur-unsur semilogam adalah Be,
Al, Zn, Ga, Sn, Pb, Sb, Bi, dan Po.
Sifat – Sifat Periodik Unsur
Sifat
– sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur -
unsur. Sifat – sifat unsur dalam
sistem periodik meliputi :
1) Jari – jari atom
Jari – jari atom adalah jarak dari inti
atom hingga kulit terluarnya. Secara umum bahwa jari – jari atom dalam satu
golongan akan semakin besar dari atas kebawah. Sementara dalam satu periode
semakin kekanan jari – jari atomnya semakin kecil. Dalam satu golongan, semakin
kebawah letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah periodenya.
Unsur – unsur dalam satu golongan dari atas kebawah jari – jari atomnya semakin
besar karena jumlah kulit atom semakin bertambah. Dalam satu periode semua
unsur memiliki jumlah kulit yang sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam
sistem periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya, yang
diikuti dengan bertambahnya jumlah proton pada inti atom. Dengan demikian, gaya
tarik menarik antara protan dan elektron semakin besar dan akibatnya jari –
jari atom semakin kecil.
Kecenderungan Jari-Jari Atom
Ø Kecenderungan jari-jari atom dalam
periode
Dari kiri ke kanan dalam tabel periodik, nomor
atom meningkat. Elektron dalam kulit tidak dapat melindungi satu sama lain dari
tarikan proton. Karena jumlah proton juga meningkat dari kiri ke kanan, muatan
efektif inti (Zef) akan meningkat dalam satu periode. Hal ini
menyebabkan penurunan jari-jari atomik. Dalam periode, ukuran atom dibatasi
oleh orbital-orbital dalam ukuran volume kulit yang sama besarnya. Unsur-unsur
periode 2 mempunyai konfigurasi elektronik 1s2 2s(1-2) 2p(1-6).
Ukuran atom ditentukan oleh besarnya muatan
efektif inti yang dirasakan oleh elektron-elektron dalam orbital yang
bersangkutan yaitu 1s, 2s dan
2p. Naiknya nomor atom berarti naiknya Zef yang dirasakan oleh setiap elektron
dalam orbital yang bersangkutan, sehingga orbital-orbital ini mengalami
kontraksi ke arah inti atom yang semakin besar dan akibatnya atom akan nampak
semakin kecil.
Ø Kecenderungan jari-jari atom dalam
golongan
Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, jumlah
elektron dan kulit yang terisi elektron meningkat, tetapi jumlah elektron
valensi tetap sama. Elektron terluar dalam sebuah golongan mempunyai muatan
efektif inti (Zef) yang sama, tetapi posisi elektron jauh
dari inti yang menyebabkan jumlah kulit yang terisi energi menurun. Dengan
demikian, jari-jari atom meningkat. Ukuran atom ditentukan oleh ukuran orbital
terluar.
Unsur-unsur dalam golongan ditandai dengan
elektron valensi yang sama. Golongan utama yaitu s dan p,
mempunyai konfigurasi elektronik terluar (1-7)sx, dan (1-7)s2 (1-7)px. Naiknya
nomor atom berarti bertambahnya kulit elektron atau bertambahnya elektron
"dalam" dan bertambahnya ukuran orbital terluar sehingga elektron
terluar mengalami "perlindungan" (shielding) oleh elektron-elektron
"dalam" yang semakin efektif dari pengaruh tarikan inti, dan
akibatnya atom akan nampak semakin besar.
2) Energi Ionisasi
Energi ionisasi (Ei)
adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol spesies
dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom
netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu
elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk
pengeluaran satu elektron berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu
elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada mengeluarkan
satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang bersangkutan karena
pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron yang
semakin berkurang jumlahnya.
Kecenderungan Energi Ionisasi
Ø Kecenderungan energi ionisasi dalam
golongan
Untuk unsur-unsur dalam satu golongan dalam tabel sistem periodik
unsur, pengaruh muatan
inti efektif terhadap elektron valensi relatif konstan atau naik sangat sedikit
dengan naiknya nomor atom karena bertambahnya muatan inti diimbangi pula dengan
bertambahnya fungsi perisai elektron (screening / shielding effect)
sedangkan jari-jari atom bertambah secara tajam dengan bertambahnya kulit
elektron utama. Dengan demikian dapat dipahami bahwa secara umum energi
ionisasi menurun dengan bertambahnya nomor atom.
Ø Kecenderungan energi ionisasi dalam
periode
Untuk unsur-unsur
dalam satu periode dalam tabel periodik unsur, dengan naiknya nomor muatan inti
efektif semakin membesar secara kontinu, yaitu naik kira-kira sebesar 0,65
satuan untuk setiap tambahan satu elektron, yang berakibat jari-jari atom
semakin pendek.
Dengan demikian, elekton terluar semakin sukar
dikeluarkan yang berarti energi ionisasi semakin besar. Jadi, unsur-unsur alkali mempunyai energi ionisasi terendah
sedangkan unsur-unsur gas mulia mempunyai energi ionisasi tertinggi.
Namun demikian, terdapat beberapa kekecualian
yaitu naiknya energi ionisasi unsur-unsur dalam satu periode ternyata tidak
menunjukkan alur yang mulus.
3) Afnitas elektron
Afinitas elektron adalah energy yang di
lepaskan atau di serap ketika satu elektron ditambah ke atom atau ion dalam
fase gas terisolasi.
Afinitas
elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron yang
masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas
elektron juga di pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom,
semakin besar pula pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut.
Atom yang memiliki ukuran yang paling kecil akan memiliki muatan inti efektif
yang tinggi pada kulit terluarnya, sehingga memiliki afinitas
elaktron yang tinggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah, afinitas
elektronya semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kana,
afinitas elektronnya semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas
elektronnya semakin besar.
Ø
Kecenderungan Afinitas Elektron
Secara umum, kecenderungan
afinitas elektron dapat digeneralisasikan, walaupun dalam faktanya banyak yang
menyimpang. Pada unsur golongan 2 (alkali tanah), mempunyai nilai afinitas
elektron yang rendah. Unsur ini relatif stabil karena telah menempati
subkulit s. Golongan 17 (halogen) mempunyai afinitas elektron yang
tinggi karena adanya tambahan elektron pada atom sebagai hasil dari pemenuhan
orbital. Golongan 18 (gas mulia) mempunyai afinitas elektron mendekati nol,
karena masing-masing atom memperlihatkan sebuah kestabilan oktet dan tidak akan
dapat menerima sebuah elektron lagi. Unsur dalam golongan lain mempunyai
afinitas yang lebih rendah.
4) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran
kemamapuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatannya ketika atom –
atomtersebut membentuk ikatan. Unsur - unsur
Yang memiliki keelektronegatifan tinggi
memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya.
Dalam suatu molekul, unsur yang lebih
elektronegatif bermuatan parsial negatif, sedangkan unsur – unsur yang kurang
elektronegatif akan bermuatan parsial positif. Keelektronegatifan merupakan
suatu konsep dan tidak memiliki satuan karena hanya merupakan perbandingan
kemampuan untuk menarik electron.
Secara umum dalam satu periode semakin kekanan,
keelktronegatiffan unsur – unsur semakin meningkat seiring dengan menurunnya
karakter logam. Sebaliknya, dalam satu golongan semakin ke bawah
keelektronegatifan unsur – unsur semakin menurun. Semakin kecil jari – jari
atom, keelktronegatifannya semakin besar.
Ø
Kecenderungan elektronegativitas dalam tabel periodik
unsur
Kecenderungan skala elektonegatifitas
atom-atom unsur dalam tabel periodik unsur menunjukkan perubahan yang relatif
kontinu. Unsur-unsur yang terletak pada satu golongan mempunyai harga
elektronegatifitas yang semakin menurun dengan naiknya nomor atom. Sedangkan
dalam satu periode, umumnya naik dengan naiknya nomor atom.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
paparan makalah diatas maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan
1. Pengelompokkan unsur-unsur disebut
juga sistem periodik Unsur-unsur didasarkan atas adanya kemiripan sifat-sifatnya
2. Pengelompokkan sistem periodik
mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsur berdasarkansistem lavoisier,
Triad Dobreiner Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita
gunakan sampai sekarang.
3. System Lavoisier terdiri dari dua
unsure yaitu unsure logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas),
dan Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan
panas),
4. System triad dari Johan Wolfgang
Dobereiner (1826) Hukum Triade Dobereiner mengungkapakan “ bahwa atom (Ar)
unsur ke dua (yang) dalam triade merupakan harga rata – rata dari unsur pertama
dan ke tiga”.
5. Hukum Oktaf Newlands (1864) dalam
hukum ini unsur – unsur di susun berdasarkan urutan kenaikan massa atom relatif
di mana unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur pertama, unsur
kedua mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kesembilan, demikian seterusnya.
Sifat dari unsur – unsur tersebut akan berulang pada tiap unsur kedelapan.
Berdasarkan hukum ini, unsur F, dan Cl mempunyai kemiripan sifat. Demikian
halnya dengan unsure Li, Na, dan K, demikian pula unsure-unsur lainnya
6. Hukum Mendeleev (1871) bahwa
pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf),
artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsure kedelapan, unsur
kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf
Newlands.
7. Konfigurasi elektron adalah
pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit – kulit atom.
8. Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan
unsur Logam, Non Logam, Semi Logam. Klasifikasi tersebut jelas lebih
menekankan pada sifat-sifat fisik dari unsur – unsur.
Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik
unsur – unsur terdiri dari : Jari – jari atom, Energi ionisasi, Afnitas
elektron,dan Keelektronegatifan.
DAFTAR PUSTAKA
Michael Purba. (2007). Kimia SMA Kelas x. Jakarta:
erlangga
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X.
Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Ø Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk
kelas XI SMA
dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Ø Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk
Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Solingen - Titanium Arts
BalasHapusSolingen. titanium guitar chords $5 - $5/pair. $5 - $5/pair. 2020 edge titanium $5 nano titanium by babyliss pro - $5/pair. price of titanium $5 - $5/pair. $5 - $5/pair. $5 - $5/pair. medical grade titanium earrings $5 - $5/pair. $5