Kamis, 21 Januari 2016

makalah anorganik satu benhur samaloisa



MAKALAH KIMIA ANORGANIK 1



SISTEM PERIODIK UNSUR”

DISUSUN OLEH :
                                                        
Benhur Samaloisa (1416150005)

                                             
Dosen penguji : Leony Sanga Lamsari Purba.M.pd
 Mata Kuliah  : kimia anorganik 1




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015




BAB I
PENDAHULUAN
      Latar Belakang                                                                                              
Unsur adalah zat murni yang dapat berupa atom tunggal atau berupa gabungan atom – atom sejenis. Contoh : logam emas adalah unsur yang berupa atom tunggal, sedangkan gas oksigen adalah unsur yang terbentuk dari gabungan dua atom oksigen. Pada akhir abad 18, ditemukannya ada 11 unsur baru yang dipublikasikan oleh Lavoisier, yaitu : klorin, kobalt, hidorgen, manga, molibdat, nikel, nitrogen, oksigen, fosforus, platina, dan wolfram. Sampai tahun 2011, 118 unsur telah teridentifikasi, dengan 98 diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen lainnya secara artifisial dibuat dalam reaktor nuklir atau eksperimen akselerator partikel. . Sebagian besar merupakan unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya.
Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan atau klasfikasi sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Klasfikasi unsur berawal dari pengelompokkan unsur ke dalam dua golongan yang didasarkan pada sifat fisis unsur, misalnya daya hantar listrik, kekerasannya, dan kelenturannya. Dasar pertama yang digunakan untuk mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa atom, dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur  mengalami perkembangan dari pengelompokkan unsur yang paling sederhana berdasarkan sifat logam dan bukan logam, kemudian disusul sistem triade Dobereiner, sistem oktaf  Newlands, sistem periodik  Mendeleyev, dan sistem periodik yang kita gunakan saat ini (Henry G. Moseley).Klasifikasi itu menghasilkan dua kelompok unsur, yaitu unsur, yaitu unsur – unsur logam dan nonlogam. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur.
        Untuk mempelajari unsur – unsur yang begitu banyak, diperlukan suatu cara agar mudah mengenali sifat – sifatnya. Sistem periodik unsur – unsur merupakan suatu sistem yang sangat baik untuk mempelaajari kecenderungan sifat unsur dan beberapa sifat yang lainnya. Maka dari itu, dalam makalah ini secara garis besar akan dibahas sifat – sifat keperiodikan unsur.
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur.
Sejak lama beberapa unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seperti tembaga , perak ,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa setip unsur memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur tersebut di tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan masih akan di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada yang sifatnya mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur – unsur dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan.
Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas adanya kemiripan sifat-sifatnya. Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsure berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.
Berikut ini penjelasan dari pengelompokkan unsur – unsur :
1.      Pengelompokkan Unsur Berdasarkan System Lavoisier
Dalam sistem ini pengklasifikasikan unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk menghantarkan listrik dan panas.
Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a.       Unsur logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas), misalnya besi, tembaga, perak, emas, dan sebagainya.
      b.    Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan panas), misalnya belerang, oksigen, klor, nitrogen, arsen, fosfor, hydrogen, dan karbon.
Dari semua unsur yang sudah di temukan pada masa itu. Sebagin besar unsur kurang lebih 70% adalah logam sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu logam dan nonlogam antara lain sebagai berikut :
       a)   Logam,
Sifat logam 
Ø  Dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan tinggi )
        Ø  Mudah di bentuk atau padat (dapat di tempat dan diregangkan seperti kawat).
Ø  Mengkilap terlebih jika digosok.
Ø  Keelektron positif. Pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.
Ø  Bersifat reduktor atau basa ( mengalami oksidasi = melepaskan electron)
       b)        Nonlogam
       Sifat non logam
Ø  Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (kerapatan rendah )
Ø  Yang berwujud padat umumnya rapuh (sukar di bentuk).
Ø  Tidak mengkilap atau buram
Ø  Ada yang berwujud padat, cair, atau gas.
Ø  Bersifat oksidator atau asam (Mengalami reduksi = menyerap elektron).

2.      Pengelompokkan unsur berdasarkan Triade Dobreiner
Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849) membagi unsur – unsur dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur yang di sebut Triade. Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah memiliki sifat – sifat diantara kedua nggota triade lainnya dan memiliki massa atom relative yang merupakan rata – rata dari unsur yang mengapitnya.
Sebagai contoh, kelompok unsur klor (Cl), brom (Br),dan Iod (I), di mana brom memiliki massa atom relatif rata – rata dari massa atom Klor dan Iod. Klor berwujud gas, iod berwujud padat, maka Brom dapat di ramalkan berwujud di antaranya, yaitu cair. Demikian pula kelompok triade Li, Na, K dan Ca, Sr, Ba. Kreatifan unsur Na berada diantara kereaktifan unsur Li dan K.
Massa atom relatif Stronsium (Sr) merupakan rata – rata dari massa atom relatif kalsium (Ca) dan Barium (Ba). Massa atom relatif kalsium 40,08 dan Barium 137,3 sehingga massa atom relatif Stronsium (Sr) dapat di hitung dari rata–rata kedua unsur yang mengapitnya.
Dalam perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan pijakan awal dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang




3.  Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Hukum Newlands
Pada tahun 1869 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898) mencoba mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom. Ternyata Newlands menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak.
Tabel Daftar Oktaf Newlands
1. H
2. Li
3. Be
4. B
5. C
6. N
7. O
8. F
9. Na
10. Mg
11. Al
12. Si
13. P
14. S
15. Cl
16. K
17. Ca
18. Ti
19. Cr
20. Mn
21. Fe
22. Co, Ni
23. Cu
24. Zn
25. Y
26. In
27. As
28. Se
29. Br
30. Rb
31. Sr
32. Ce, La
33. Zr
34. Di, Mo
35. Ro, Ru
36. Pd
37. Ag
38. Cd
39. U
40. Sn
41. Sb
42. Te
43. I
44. Cs
45. Ba, v
46. Ta
47. W
48. Nb
49. Au
50. Pt, Ir
51. Os
52. Hg
53. Ti
54. Pb
55. Bi
56. Th

Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika di teruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be, Mg, dan Ca. hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan usaha pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan unsur – unsur yang lebih tepat.

4. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev.
Pada tahun 1869, Julius Lothar Meyer di jerman dan Dmitri  Ivanovich Mendeleyev di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan unsur – unsur yang lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut kenaikan massa atom relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah.
Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur vertikal yang di sebut perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev menyimpukan bahwa sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atomnya”.  Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer menyusun unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun system periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak unsur – unsur demi mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu menyalahi aturan keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan menuliskan lambang unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur dengan memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut.
Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua alasan Hukum Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan Newlands yaitu : pertama, pengelompokkan yang dilakukan Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih akurat . kedua, pengelompokkan Mendeleev memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di temukan hingga saat ini.

Tabel Periodik Mendeleev

No
Gol I
R2O
Gol II
RO
Gol III
R2O 3
Gol IV
RH4
Ro 2
Gol V
RH3
R2O 5
Gol VI
RH2
RO3
Gol VII
RH
R2O7
Gol VIII
RO4
1
2

3
4

5
6

7
8
9
10

11
12
H = 1
Li = 7

Na = 23
K = 39

(Cu = 63)
Rb = 85

(Ag=108)
Cs = 133
(-)
-

(Au=199
-

Be = 9,4

Mg = 24
Ca = 40

Zn = 65
Sr = 87

Cd=112
Ba= 137
-
-

Hg200
-

Be = 11

Al=27,3
- = 44

-   = 68
Yt = 88

In=113
Di= 138
-
Er= 178

Ti = 204
-

C = 12

Si = 28
Ti = 48

-    = 27
Zr = 90

Sn=118
Ce=140
-
La=180

Pb=207
Th=231






N = 14

P = 31
V = 51

As = 75
Nb =94

Sb=122
-
-
Ta=182

Bi=208
-


O = 16

S = 32
Cr = 52

Se =78
Mo= 96

Te 125
-
-
W=184

-
U=240

F = 19

Cl=35,5
Mn= 55

Br = 80
-= 100

J = 127
-

-

-
-

FE=56,CO=59
NI=59,CU=63

Ru=104,,Rh=104
Pd=106,Ag =108


Os=195,Ir=197,
Pt=198,Au=99







Sistem periodik Mendeleev tersusun atas delapan golongan dan dua belas periode. Dalam tabel tampak rumus R2O, RO, dan seterusnya yang merupakan lambing oksida unsurnya. R adalah lambang unsur pada golongan itu, sedangkan O adalah oksigen. Misalnya R2O berarti unsur- unsur pada golongan I dapat membentuk H2O, Li2O, Na2O, dan seterusnya.mendeleev juga menyediakan kotak kosong dalam sistem periodiknya dalam unsur – unsur yang hingga saat itu belim di temukan. Unsur – unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan 100.mendeleev juga telah memprediksi sifat – sifat unsur dan ternyata peridiksinya sangat dekat dengan sifat – sifat unsur setelah di temukan.  Misalnya untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian di ketahui sebagai germanium dan gallium, seperti tertera dalam table berikut :
Sifat
Prediksi :
Eka- Aluminium
(1871)
Observasi :
Galium (1875)
Prediksi :
Eka- Silikon
(1871)
Observasi :
Germanium
(1886)
Massa Atomdesitas
Rumus oksidasi
68
5,9 (g/cm3)
Ea2O3
69,9
5,94(g/cm3)
Ga2O3
72
5,5 (g/cm3)
EsO2
72,6
5,47(g/cm3)
GeO2


5.      Pengelompokkan Berdasarkan System Periodik Modern
Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan Ingris henry Moseley (Henry Gwyn-Jeffreys Moseley ,1887-1915) menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan dari penembakan unsur tersebut dengan elektron berenergi tinggi, dengan beberapa pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat seiring dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi sistem periodik Mendeleev dan menghasilkan Sistem Periodik Modern yang kita kenal sekarang ini.
      Penyusunan sistem periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat – sifat yang sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat – sifat kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan nomor atom bukan berdasarkan nomor massanya.

  Klasifikasi Unsur – Unsur dalam Tabel Periodik Unsur          
Unsur-unsur dapat diklasifikasikan menurut banyak cara, yang paling tegas adalah atas dasar wujud pada keadaan Standard Ambient Temperature and Pressure (25o C, 100 kPa), atau biasa disebut dengan SATP. SATP berbeda dengan STP (Standard Temperature and Pressure) yang merujuk pada temperatur 0o C dan 101 kPa. Atas dasar SATP, unsur-unsur dibedakan dalam wujud gas yaitu ada sebelas unsur, hidrogen, nitrogen, oksigen, fluorin, klorin, dan gas mulia. Wujud cair yaitu hanya unsur bromin dan merkuri. Dan sisanya adalah wujud padat. Klasifikasi wujud fisik demikian ini tentu tidak memberikan banyak aspek kimiawinya.                                
Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur Logam, Non Logam, Semi Logam.
1.Unsur logam
Unsur Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi benda - benda lainnya.
2.Unsur  non logam
unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin.
3Unsur Semi logam                                                                                                             
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
Klasifikasi tersebut jelas lebih banyak menekankan pada sifat-sifat fisik dan bagi para ahli kimia, sifat unsur yang paling penting adalah pola sifat kimiawinya, misalnya secara khusus kecenderungan terhadap pembentukan ikatan kovalen atau pemilihan pembentukan kation. Kriteria manapun yang dipakai, beberapa unsur selalu terklasifikasi ke dalam "daerah batas" model klasifikasi logam-nonlogam.
Para ahli kimia anorganik umumnya setuju bahwa unsur-unsur boron, silikon, germanium, arsen, dan telurium termasuk dalam daerah batas ini yang sering disebut daerah batas yang menunjukkan sifat-sifat kimiawi mirip dengan semilogam. Yang termasuk unsur-unsur semilogam adalah Be, Al, Zn, Ga, Sn, Pb, Sb, Bi, dan Po.

Sifat – Sifat  Periodik Unsur
       Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur - unsur.    Sifat – sifat unsur dalam sistem periodik meliputi : 
1)  Jari – jari atom
Jari – jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluarnya. Secara umum bahwa jari – jari atom dalam satu golongan akan semakin besar dari atas kebawah. Sementara dalam satu periode semakin kekanan jari – jari atomnya semakin kecil. Dalam satu golongan, semakin kebawah letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah periodenya. Unsur – unsur dalam satu golongan dari atas kebawah jari – jari atomnya semakin besar karena jumlah kulit atom semakin bertambah. Dalam satu periode semua unsur memiliki jumlah kulit yang sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya, yang diikuti dengan bertambahnya jumlah proton pada inti atom. Dengan demikian, gaya tarik menarik antara protan dan elektron semakin besar dan akibatnya jari – jari atom semakin kecil.
Kecenderungan Jari-Jari Atom
Ø  Kecenderungan jari-jari atom dalam periode
Dari kiri ke kanan dalam tabel periodik, nomor atom meningkat. Elektron dalam kulit tidak dapat melindungi satu sama lain dari tarikan proton. Karena jumlah proton juga meningkat dari kiri ke kanan, muatan efektif inti (Zef) akan meningkat dalam satu periode. Hal ini menyebabkan penurunan jari-jari atomik. Dalam periode, ukuran atom dibatasi oleh orbital-orbital dalam ukuran volume kulit yang sama besarnya. Unsur-unsur periode 2 mempunyai konfigurasi elektronik 1s2 2s(1-2) 2p(1-6).
Ukuran atom ditentukan oleh besarnya muatan efektif inti yang dirasakan oleh elektron-elektron dalam orbital yang bersangkutan yaitu 1s, 2s dan 2p. Naiknya nomor atom berarti naiknya Zef yang dirasakan oleh setiap elektron dalam orbital yang bersangkutan, sehingga orbital-orbital ini mengalami kontraksi ke arah inti atom yang semakin besar dan akibatnya atom akan nampak semakin kecil.



Ø  Kecenderungan jari-jari atom dalam golongan
Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, jumlah elektron dan kulit yang terisi elektron meningkat, tetapi jumlah elektron valensi tetap sama. Elektron terluar dalam sebuah golongan mempunyai muatan efektif inti (Zef) yang sama, tetapi posisi elektron jauh dari inti yang menyebabkan jumlah kulit yang terisi energi menurun. Dengan demikian, jari-jari atom meningkat. Ukuran atom ditentukan oleh ukuran orbital terluar.
Unsur-unsur dalam golongan ditandai dengan elektron valensi yang sama. Golongan utama yaitu s dan p, mempunyai konfigurasi elektronik terluar (1-7)sx, dan (1-7)s2 (1-7)px. Naiknya nomor atom berarti bertambahnya kulit elektron atau bertambahnya elektron "dalam" dan bertambahnya ukuran orbital terluar sehingga elektron terluar mengalami "perlindungan" (shielding) oleh elektron-elektron "dalam" yang semakin efektif dari pengaruh tarikan inti, dan akibatnya atom akan nampak semakin besar.
2) Energi Ionisasi
Energi ionisasi (Ei) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk pengeluaran satu elektron berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron yang semakin berkurang jumlahnya.
Kecenderungan Energi Ionisasi
Ø  Kecenderungan energi ionisasi dalam golongan
Untuk unsur-unsur dalam satu golongan dalam tabel sistem periodik unsur, pengaruh muatan inti efektif terhadap elektron valensi relatif konstan atau naik sangat sedikit dengan naiknya nomor atom karena bertambahnya muatan inti diimbangi pula dengan bertambahnya fungsi perisai elektron (screening / shielding effect) sedangkan jari-jari atom bertambah secara tajam dengan bertambahnya kulit elektron utama. Dengan demikian dapat dipahami bahwa secara umum energi ionisasi menurun dengan bertambahnya nomor atom.
Ø  Kecenderungan energi ionisasi dalam periode
  Untuk unsur-unsur dalam satu periode dalam tabel periodik unsur, dengan naiknya nomor muatan inti efektif semakin membesar secara kontinu, yaitu naik kira-kira sebesar 0,65 satuan untuk setiap tambahan satu elektron, yang berakibat jari-jari atom semakin pendek.
Dengan demikian, elekton terluar semakin sukar dikeluarkan yang berarti energi ionisasi semakin besar. Jadi, unsur-unsur alkali mempunyai energi ionisasi terendah sedangkan unsur-unsur gas mulia mempunyai energi ionisasi tertinggi.
Namun demikian, terdapat beberapa kekecualian yaitu naiknya energi ionisasi unsur-unsur dalam satu periode ternyata tidak menunjukkan alur yang mulus.

3)   Afnitas elektron
Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di serap ketika satu elektron ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi.         
            Afinitas elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron yang masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas elektron juga di pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom, semakin besar pula pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang memiliki ukuran yang paling kecil akan memiliki muatan inti efektif yang tinggi  pada kulit terluarnya, sehingga memiliki afinitas elaktron yang tinggi. Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah, afinitas elektronya semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kana, afinitas elektronnya semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.
Ø  Kecenderungan Afinitas Elektron
Secara umum, kecenderungan afinitas elektron dapat digeneralisasikan, walaupun dalam faktanya banyak yang menyimpang. Pada unsur golongan 2 (alkali tanah), mempunyai nilai afinitas elektron yang rendah. Unsur ini relatif stabil karena telah menempati subkulit s. Golongan 17 (halogen) mempunyai afinitas elektron yang tinggi karena adanya tambahan elektron pada atom sebagai hasil dari pemenuhan orbital. Golongan 18 (gas mulia) mempunyai afinitas elektron mendekati nol, karena masing-masing atom memperlihatkan sebuah kestabilan oktet dan tidak akan dapat menerima sebuah elektron lagi. Unsur dalam golongan lain mempunyai afinitas yang lebih rendah.
4)      Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemamapuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatannya ketika atom – atomtersebut membentuk ikatan. Unsur - unsur
Yang memiliki keelektronegatifan tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya.


Dalam suatu molekul, unsur yang lebih elektronegatif bermuatan parsial negatif, sedangkan unsur – unsur yang kurang elektronegatif akan bermuatan parsial positif. Keelektronegatifan merupakan suatu konsep dan tidak memiliki satuan karena hanya merupakan perbandingan kemampuan untuk menarik electron.
Secara umum dalam satu periode semakin kekanan, keelktronegatiffan unsur – unsur semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya, dalam satu golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur – unsur semakin menurun. Semakin kecil jari – jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.
Ø  Kecenderungan elektronegativitas dalam tabel periodik unsur
Kecenderungan skala elektonegatifitas atom-atom unsur dalam tabel periodik unsur menunjukkan perubahan yang relatif kontinu. Unsur-unsur yang terletak pada satu golongan mempunyai harga elektronegatifitas yang semakin menurun dengan naiknya nomor atom. Sedangkan dalam satu periode, umumnya naik dengan naiknya nomor atom.





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

  Dari paparan makalah diatas maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan
1. Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik Unsur-unsur didasarkan atas    adanya kemiripan sifat-sifatnya
2. Pengelompokkan sistem periodik mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsur berdasarkansistem lavoisier, Triad Dobreiner Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang.
3. System Lavoisier terdiri dari dua unsure yaitu unsure logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas), dan Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan panas),
4. System triad dari Johan Wolfgang Dobereiner (1826) Hukum Triade Dobereiner mengungkapakan “ bahwa atom (Ar) unsur ke dua (yang) dalam triade merupakan harga rata – rata dari unsur pertama dan ke tiga”.
5. Hukum Oktaf Newlands (1864) dalam hukum ini unsur – unsur di susun berdasarkan urutan kenaikan massa atom relatif di mana unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur pertama, unsur kedua mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kesembilan, demikian seterusnya. Sifat dari unsur – unsur tersebut akan berulang pada tiap unsur kedelapan. Berdasarkan hukum ini, unsur F, dan Cl mempunyai kemiripan sifat. Demikian halnya dengan unsure Li, Na, dan K, demikian pula unsure-unsur lainnya
6. Hukum Mendeleev (1871) bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsure kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands.
7. Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit – kulit atom.
8.  Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur Logam, Non Logam, Semi Logam. Klasifikasi tersebut jelas lebih menekankan pada sifat-sifat fisik dari unsur – unsur. 
Sifat – sifat unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur – unsur terdiri dari : Jari – jari atom, Energi ionisasi, Afnitas elektron,dan  Keelektronegatifan.

DAFTAR PUSTAKA
Michael Purba. (2007). Kimia SMA Kelas x. Jakarta: erlangga
 Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
            Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ø  Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA
 dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Ø  Setyawati, Arifatun Arifah. 2009. Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.



1 komentar: