LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I
KALOR PELARUTAN
OLEH
NAMA : BENHUR SAMALOISA
NIM : 1416150005
PRODI : FKIP-KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRITEN INDONESIA
JAKARTA
2016
KALOR PELARUTAN
Hari/Tgl percobaan: Sabtu, 12 Desember
2015
Tujuan percobaan:
![*](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Dasar Teori
Kalor pelarutan adalah entalpi dari suatu larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut, relative terhadap zat terlarut atau pelarut
murni pada suhu dan tekanan sama. Entalpi suatu larutan pada suhu T relative
terhadap pelarut dan zat terlarut murni pada suhu T0dinyatakan
sebagai :
H = n1H1 + n2H2 +
n2 Hs2
Dimana :
H = entalpi dari n1 + n2 mol
larutan dari komponen 1 dan 2 pada suhu T relative terhadap temperature T0.
Hs2 = panas pelarutan integral dari
komponen 2 pada suhu T.
Hampir dalam setiap reaksi kimiaa terjadi penyerapan dan pelepasan energy.
Suatu system tersebut dapat mengalami terjadinya perubahan eksoterm dan
emdoterm. Perubahan eksoterm merupakan perubahan yang dapat mengalirkan kalor
dari system ke lingkungan (system melepaskan kalor ke lingkungan sehingga
temperature system meningkat). Sedangkan perubahan emdoterm adalah perubahan
yang mampu mengalirkan kalor dari lingkungan ke system (system menerima kalor
sehingga temperaturnya menurun).
Perubahan enta;pi
pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat
terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam
entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan
differensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol
zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut.
Berdasarkan daya larutan, larutan dikelompokan menjadi
dua bagian yaitu larutan yang mudah larut dan larutan yang sukar larut. Apa
bila dua macam zat cair yang tidak dapat bercampur dimasikan dalam suatu wadah
akan tampak suatu garis batas. Bila ke dalamnya ditambahkan suatu zat yang
dapat larut kedalam kedua macam zat cair itu (pelarut I dan palarut II), maka
akan terjadi pembagian kelarutan kedalam palarut I dan pelarut II. Pada suatu
saat akan diperoleh suatu kondisi seimbang, suatu kondisi pendistribusian zat
terlarut yang sempurna kedalam pelarut I
dan II.
Dalam larutan jenuh terjadi keseimbangan antara
molekul-molekul zat yang larut dengan yang tidak larut.kesetimbangan itu dapat
dituliskan sebagai berikut:
A(s) →
A(aq)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.png)
Apa bila kesetimbangan tersebut terjadi oleh garam yang
sukar larut, maka dapat dituliskan sebagai berikut:
AxBy(s) →
xAy+(aq) + yBx-(aq)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.png)
Entalpi
reaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi
individualyang merupakan bagian dari suatu reaksi”. Tahap-tahap individua
ltidak perlu direalisasikan dalam praktik-bisa saja hanya reaksi-reaksi
hipotesis,satu-satunya reaksi syarat adalah reaksi-reaksi itu harus seimbang.
Secara umum, kenaikan suhu akan menyebabkan kenaikan atau penurunan laju
adsorbs yang tergantung pada besar relative dari pengaruh kenaikan suhu
terhadap konstanta kecepatan reaksi diffusivitas dan kelarutan gas dalam liquid
dimana factor-faktor tersebut tercakup dalam factor pada kondisi non-isotermal.
Kalor
reaksi ditentukan dengan jalan mengukur banyaknya seluruh energi yang diserap
oleh lingkungannya. Kalor yang diserap oleh air adalah hasil kali massa, kalor
jenis, dan kenaikan suhu air. Kerja yang terjadi karena turunnya beban,
mengakibatkan kenaikan energi-dalam dari air atau larutan lain yang digunakan,
dan sebagai hasilnya terdapat peningkatan suhu cairan. Pada percobaan lain yang
terpisah kenaikan suhu yang sama dihasilkan oleh perpindahan energi melalui kalor
jumlah joule kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan suhu yang
yang diberikan ternyata kurang lebih 4,15 kali lebih besar dari jumlah kalor
yang dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan suhu yang sama.
Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti
penting yang praktis dalam anlisis anorganik kualitatif,karena semua pekerjaan
dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer, perubahan yang sedikit
dari tekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti atas
kelarutan.Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu.Umumnya dapat
dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu
,meskipun dalam beberapa hal yang istimewa (seperti kalium sulfat) terjadi hal
yang sebaliknya. Laju kenaikan dengan suhu berbeda-bedadalam beberapa hal
sangat kecil sekali dsalam hal-hal lainnya sangat besar.
Harga ΔH dapat ditunjukkan dengan proses interaksi
antara kedua zat memerlukan panas (endotermik). Hal ini dapat ditunjukkan
dengan kenaikan suhu yang akan meningkatkan kelarutan karena proses pelarutan
memerlukan panas.
Laju perpindahan panas total dapat dihitung
berdasarkan koefisien perpidahan panas individual. Selain perpindahan panas
antara fasa, terjadi juga perpindahan panas secara konveksi.
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan suatu senya
disebut panas pelarut/kalor pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas
hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia. Energi ionisasi bila senyawa
yang dilarutkan yang mengalami peristiwa ionisasi. Umumnya panas pelarutan untuk
garam-garam netral dan tidak mengalami disosiasi adalah positif, sehingga
reaksinya isotermis atau larutan akan menjadi dingain dan proses pelarutan
berlangsung secara adiabatis. Panas hidrasi khususnya dalam sistem barair.
Biasanya negati dan relatif besar. Perubahan entalpi pada pelarutan suatu
senyawa yang tergantung pada jumlah sifat zat terlarut dan pelarutnya
temperatur dan konsentrasi awal dan akhir dari lanjutannya.
Jadi panas pelarut standar didefinisikan sebagai
perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut
dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25℃
dan tekanan 1 atmosfer.
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.png)
Kalor pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol
senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan dimana
pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas y
ang diserap atau dilepaskan lagi, karena air biasanya digunakan sebagai pelarut, maka reaksinya dapat ditulis:
X(s) + Y(aq).
ALAT DAN BAHAN
NO
|
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Gelas Kimia
|
1000 mL
|
1 buah
|
|
|
500 mL
|
2 buah
|
2
|
Labu ukur
|
100 mL
|
1 buah
|
3
|
Buret
|
Sedang
|
1 buah
|
4
|
Erlenmeyer
|
50 mL
|
2 buah
|
|
|
100 mL
|
1 buah
|
5
|
Termometer
|
Sedang
|
1 buah
|
6
|
Bunsen
|
Sedang
|
1set
|
7
|
Kaki tiga
|
|
1buah
|
8
|
Kawat kasa
|
|
1buah
|
9
|
Batang pengaduk
|
Sedang
|
1buah
|
10
|
Pipet tetes
|
Sedang
|
1buah
|
11
|
Kertas saring
|
|
1 buah
|
12
|
Labu ukur
|
250 mL
|
1 buah
|
|
|
100 mL
|
1 buah
|
13
|
Corong
|
Sedang
|
3 buah
|
14
|
Gelas ukur
|
250 mL
|
2 buah
|
15
|
Pipet volume
|
10 ml
|
2 buah
|
|
|
5 mL
|
1 buah
|
16
|
Kaca arloji
|
|
1 buah
|
BAHAN
NO
|
Nama
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
1
|
Air
|
|
Secukup
|
2
|
NaOH
|
0,5
N
|
9,6 mL
|
3
|
Es batu
|
|
Secukupnya
|
4
|
Asam Oksalat
|
0,5
N
|
0,5
![]() ![]() |
|
|
|
0,05
![]() ![]() |
5
|
Indikator PP
|
1
![]() |
|
PROSEDUR KERJA
PEMBAHASAN
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau
diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara
teoritis, panas pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak
terhingga, tetapi dalam prakteknya, pelarut yang ditambahkan jumlahnya
terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan
lebih banyak pelarut.
Dalam percobaan ini digunakan pelarut air yang
dimana air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai
kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang
universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan
banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan
dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi
khusus dengan air. Salah satu penyebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat
ionik adalah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion
itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh
besarnya tetapan dielektrik yang dimiliki air. Dalam kalor reaksi dikenal dua
reaksi yaitu reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melapaskan kalor dari sistem
kelingkungan dan reaksi endoterm dimana reaksi yang menyerap kalor dari
lingkungan kesistem.
Pada percobaan yang pertama preparasi larutan,
pembuatan larutan Natrium Hidroksida 0,5 M, 50 mL warnanya bening sedangkan pembuatan
larutan Asam Oksalat 0,5 M,50 mL warnanya juga bening. Pada percobaan yang
kedua adalah tentang stantardisasi larutan NaOH dan Asam Oksalat. Larutan Asam
Oksalat 5 mL dan ditambah 2 tetes Indikator Fenolftalein, titrasi Natrium
Hidroksida dengan Oksalat sampai warna larutan berwarna merah jambuh percobaan
ini dilakukan titrasi sebanyak 3 kali, yang pertama 0-25 pada suhu 30℃
warnanya pink lembayung ada serbuk dan uapnya
dan yang kedua 2,5 – 4 pada suhu 30℃
lambatlaun warnanya pun jadi lembayung dan
yang ketiga 4,0-5,6 pada suhu 30℃
warnanya lembayung dan juga ada serbuknya. Pada
percobaan ketiga tentang pengerjaan contoh yang pertama suhu awalnya 30℃
dipanaskan menjadi 60℃
warnanya menjadi bening, dan yangkedua tabung
reaksi dimasukan dalam breaker gelas yang berisih es batu suhu awal 30℃
didinginkan sampai 40℃
warnanya dari keru. Kemudian encerkan hingga
100 mL suhu awal semua 30℃
volume juga 5 mL. Kemudian larutan menjadi
bening pada pengerjaan yang serupa pada suhu laruta T2: 35℃
→5
,6 – 6,6,
30℃
→
7,0 – 7,4, 25℃
→
10,0 –
10,2, 20℃
→
9,1- 10,0, 15℃
→
8,5 – 9,0, sedang 10℃→
7,8 -8,5.
Semua warnanya lembayung dan suhu warnanya lebih cepat berubah.
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.png)
![](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.png)
KESIMPULAN
![*](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\INSPIR~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
DAFTAR
PUSTAKAN
v
Petrucci,
1987. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga. Jakarta.
v Tony Bird “ penuntun
pratikum kimia fisika” untuk universitas. Gramedia. Jakarta. 1987.
v Atkins, P.W,
1999. Kimia Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta.
v Jobsheet, 2011. Kimia Fisika. Palembang. 2011
v Syukri, 2002,
”Preformulasi Sediaan Furosemida Mudah Larut”, Jurusan Farmasi FMIPA Universutas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar