Kamis, 21 Januari 2016

laporan praktikum kimia fisika I termokimia


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I
TERMOKIMIA


OLEH
NAMA : BENHUR SAMALOISA
NIM : 1416150005
PRODI : FKIP-KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRITEN INDONESIA
JAKARTA
2016



 TERMOKIMIA

Hari/Tanggal Percobaan : Sabtu, 12 Desember 2015 
TUJUAN PERCOBAAN :
Ø  Dalam eksperimen ini akan ditentukan reaksi Natrium Hidroksida (NaOH) dengan Asam Klorida (HCl).
Ø  Untuk mempelajari setiap reaksi kimia disertai perubahan energi
Ø  Menghitung perubahan kalor beberapa reaksi dengan percobaan yang sederhana
Ø  Mengidentifikasi persamaan pada suatu reaksi kimia
Ø  Mengukur perubahan entalpi (H ) menggunakan kelorimeter


DASAR TEORI
            Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut, energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H.
Termodinamika dalam arti luas adalah pengkajian hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi, seperti energi yang dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan, dan  kimia. Termokimia dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu kimia yang menangani  hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah termokimia. Yang menangani pengukura dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan.
Persyaratan energi memainkan peranan penting dalam menentukan arah akanterjadinya suatu reaksi kimia. Dengan perhatian yang dipusatkan pada kebutuhanenergi, usaha pokok dilakukan untuk mencari reaksi endoterm yang diberi tenagadari panas matahari, yang menghasilkan zat-zat yang nantinya dapat bereaksieksoterm untuk menghasilkan energi dan pereaksi-pereaksi aslinya.
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan dan atau pembentukkan ikatankimia selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Reaksieksotermik adalah suatu reaksi yang melepaskan panas. Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap, berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai negatif, karena kandungan panasdari sistem akan menurun. Sebaliknya, pada reaksi endotermik yaitu reaksi yangmembutuhkan panas, berdasarkan perjanjian, ∆H akan mempunyai nilai positif.
                                                                                                         
Panas reaksi adalah banyaknya panas yang dilepaskan atau diserap ketika reaksi kimia sedang berlangsung, biasanya bila tidak dicantumkan keterangan lain berarti berlangsung pada tekanan  tetap. Panas reaksi dapat dibedakan atas panas pembakaran suatu unsur atau senyawa banyaknya panas yang dilepas ketika 1mol unsur atau senya tersebut terbakar sempurna dalam oksigen sebagai contoh panas pembakaran molar. Panas netralisasi dapat didefinisikansebagai  jumlah panas yang dilepas ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa ataupun sebaliknya, untuk netralisasi asam kuat, nilai ∆Ho selalu tetap yaitu -57 kJ/mol. Panas pelarutan,  jenis panas  reaksi yang lain adalah  panas yang dilepas atau diserap ketika 1 mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebih yaitu sampai suatu keadaan di mana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panasyang diserap atau dilepaskan lagi. Panas pembentukkan, entalpi pembentukkan molar standar ∆H° f suatu  senyawa adalah banyaknya panas yang diserap atau dilepaskanketika 1 mol senyawa tersebut dibentuk dari unsur - unsurnya dalam  keadaan standar. Karena entalpi adalah fungsi keadaan, maka besaran ∆H dari reaksi kimia tak tergantung dari lintasan yang dijalani pereaksi untuk membentuk hasil reaksi. Biasanya untuk menyatakan entalpi dan energi dalam digunakan keadaan standar sebagai titik acuan, karena dalam menyatakan entalpi atau energi dalam sebenarnyayang diukur adalah perbedaan entalpi atau energi dalam suatu keadaan dengan keadaan standarnya.
Dalam termodinamika konsep kimia di atas sangat besar penerapannya dalam mengukur kalor reaksi kimia. Salah satu prosedur yang banyak digunakan adalah melaksanakan langkah combusi yang sangat cepat dan adiabatik kalorimeter dalam pembuatan bom.
Menurut Dogra (1990), panas reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi produk dan reaktan pada volume konstan (∆E) atau pada tekanan konstan(∆H). Sebagai contoh adalah reaksi Reaktan (T) Produk (T) ∆E = E( produk ) – E( reaktan )  Pada temperatur konstan dan volume konstan, dan pada temperatur konstan dantekanan konstan. Description: https://html2-f.scribdassets.com/8g80nzs4cg2wwwyu/images/6-6c182aebfd.jpg ∆H = H( produk )- H( reaktan).
Satuan SI untuk E atau H adalah joule, yaitu satuan energi, tetapi satuanumum yang lain adalah kalori. Jika∆H atau ∆E positif, reaksi dikatakn endotermisdan jika ∆H atau ∆E negatif, reaksi disebut eksotermis. Suatu reaksi kimia hanyasempurna jika selain menuliskan persamaan keseimbangan dan harga energi,dituliskan juga keadaan reaktan dan produk.
Seperti diterapkan untuk senyawa organik, kalorimetri pembakaran mencakup pemutusan lengkap kerangka karbon, bila senyawaan itu terbakar dalamoksigen. Metoda pembakaran mempunyai penerapan yang meluas dengan senyawaorganik yang kurang reaktif terhadap regensia selain okigen, atau yang menghasilkanlebih dari satu produk organik dengan regensia lain.
Molekul dan proses tingkat molekuler dari sistem baik yang hidup atau matisering sangat kompleks. Energetika proses dapat dipelajari dengan cara yangmenghindari komplikasi ini. Termodinamika memiliki sebuah tingkat terendah bagimolekul-tingkat kompleksitas dan bahkan untuk tingkat molekuler. Ini jugadigambarkan oleh prosedur eksperimental yang digunakan untuk memperoleh datadasar tentang perubahan panas, atau lebih umum perubahan energi, yang menyertaireaksi. Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan perubahan fisikaatau kimia biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan kondisi standar. Dalam termokimia, air dan karbon dioksida (CO2) merupakan proses yangdapat menjanjikan suatu solusi untuk menghadapi masalah energi di masa depan.Dalam termokimia, air dan karbon dioksida (CO2) merupakan proses yang dapat menjanjikan suatu solusi untuk menghadapi masalah energi dimasa depan.
Khususnya kemungkinan penggabungan tenaga surya ini yang akan membuat proses-prosesnya berkelanjutan dan yang menarik dari hal ini karena hanya  Salah satu hambatan utama untuk keberhasilan teknologi identifikasi bahan aktif iniyang cocok menjadi katalis dan bahan redoks adalah ketahanan reaktivitasnya dan efisiensinya.
Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan isinya membentuk sistem. Jadi kita dapat mengukur energi yang dihasilkan oleh reaksi sebagai kalor dan dikenal sebagai Joule. Berganti dengan kondisinya, apakah dengan perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebalik jika tahu C atau H  suatu reaksi kita dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkan sebagai kalor.
Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika (pelarut, pelebur dan sebagainya). Satuan tenaga panas biasanya dinyatakan dengan kalor .
1 joule = 10-7 erg = 0,24 kal
1 kal = 4,184 joule
Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada reaksi kimia, dipakai kalorimeter. Besarnya panas reaksikimia dapat dinyatakan pada :
-          Tekanan tetap
-          Volume tetap
Sebagian besar reaksi kimia yang terjadi, disertai dengan penyerapan atau perubahan energi. Energi mempunyai kemampuanuntuk melakukan kerja. Ketika sistem bekerja/ melepaskan kalor, kemampuan untuk melakukan kerja berkurang dengan kata lain energinya berkurang.
Kalor reaksi dapat dinyatakan sebagi perubahan energi produk dan reaktan pada volume konstan (E ) atau pada tekanan konstan (H ), sebagai contoh adalah reaksi:
Reaktan (T)  Produk (T)
∆E = Eproduk  – Epeaktan
Pada temperatur konstandan volume konstan.
             ∆H = H( produk )- H( reaktan).
Pada temperatur konstan  dan tekanan konstan. Satuan SI untukE dan H adalah joule, yaitu satuan energi tetapi satuan umum yang lain adalah kalor. Umumnya harga E atau h untuk tiap reaktan dan produkdinyatakan sebagai joule mol-1 atau  kJ mol-1 pada temperatur konstan, biasanya 298 K.








ALAT DAN BAHAN
ALAT
NO
Nama
Ukuran
Jumlah
1
Gelas Kimia
1000 mL
2 buah


500 mL
6 buah
2
Kalorimeter
Sedang
1 set
3
termometer
Sedang
1 buah
4
Batang pengaduk
Sedang
1 buah
5
Labu Ukur
250 mL
1buah


100 mL
1buh
6
Corong
Sedang
3buah
7
Gelas Ukur
250 mL
2buah

BAHAN
NO
Nama
Konsentrasi
Jumlah
1
Air

Secukupnya
2
NaOH
1 M
20 mL
3
HCl 
1M
20 mL




PROSEDUR KERJA






PEMBAHASAN
            Berdasarkan pada percobaan kali ini membahas tentang termokimia. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor. Perubahan energi yang terjadi dapat berubah pelepasan energi atau yang seiring disebut reaksi eksoterm serta penyerapan energi yang disebut reaksi endoterm.
            Pertama-tama masukan 25 mL laritan HaOH 1M kedalam sebuah gelas ukur warnanya bening dan sangat, setelah itu kita mengukur suhu larutan NaOH 1M dengan menggunakan alat termometer, suawal adalah 30℃ , setelah itu kita masukan termometer kedalam air panas suhu akhirnya adalah 61 . Lalu dimasukan larutan HCl 1M kedalam gelas ukur warnanya bening dan sangat menyengat, lalu mengukur suhu larutan HCl 1M suhu awalnya adalah 30  setelah dimasukan kedalam air air panas suhu akhirnya menjadi 33 setelah itu rata-rata Naoh dan HCl , Pada suhu rata-rata NaOH memperoleh rata-rata 45 . Sedangkan pada suhu HCl memperoleh rata 31,5 . Pada ukuran suhu campuran adalah suhuawalnya 30  setelah dipanaskan menjadi 69 .




KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
Ø  Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan 
kalor
Ø  Pada percobaan penentuan tetapan kalorimeter terlihat adanya penurunan suhu.
Ø  Penurunan suhu itu dinamakan reaksi eksoterm yakni perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
Ø  Perubahan entalpi hanya terjadi pada tekanan yang tetap.
Ø   Perubahan entalpi suatu sistem dapat dihitung bila system mengalami perubahan.
Ø   Hal demikian termasuk reaksi endoterm yakni terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.


DAFTAR PUSTAKA                                                       
*      Alberty, Robert. 1992 Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga
*      Purba,machael, 2003, Kimia 2000. Jakarta: Erlangga
*      Dogra, SK.1990. Kimia Fisika dan Soal-Soal. UI Press: Jakarta
*      Bird, T., 1993, Kimia Fisika untuk Universitas,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
*      Atkins, PW.1990, Kimia Fisika. Jilid I, Edisi 6. Erlangga: Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar