LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I
HALOGEN
OLEH
NAMA : BENHUR SAMALOISA
NIM : 1416150005
PRODI : FKIP-KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRITEN INDONESIA
JAKARTA
2016
HALOGEN
Tujuan
Percobaan :
v -Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen dengan
Metode fluoresein dan garam halida.
v - Untuk mengetahui pembentukan garam halida.
v -Untuk menentukan halogen bebas dengan fluoresein.
v -Untuk mengetahui perbedaan garam halida yang terbentuk dari larutan
perak nitrat.
v -Untuk mengetahui sifat oksidator halogen.
DASAR
TEORI
Halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A. Halogen
berasal dari bahasa yunani, “Halos” yang artinya garam dan “Genes”
yang artinya pembentuk. Halogen sebagai pembentuk garam. Unsur-unsur pembentuk
garam tersebut terdirib dari Fluorin (F), Klorin(Cl), Bromin (Br),Yodin (I),Astatin
(At) unsur ununseptim (uus) yang belum ditemukan.
Halogen
adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17
dalam tabel sistem periodik unsur yang mempunyai elektron valensi 7 pada
subkulit ns²np⁵. Istilah halogen
berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang
diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang
artinya pembentuk garamkarena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan
logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang
saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Secara alamiah bentuk
molekulnya diatomic, ntuk mencapai keadaan stabil atom-atom ini cenderung
menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan
pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom
unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang
terbentuk oleh ion ini disebut halida. Halogen digolongkan sebagai
pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif.
Selain itu, halogen mempunyai sifat-sifat
kimia :
1. Semua unsur halogen dapat membentuk senyawa
dengan penarikan satu elektron dari luar maupun secara kovalen.
2. Umumnya unsur-unsur halogen memiliki
tingkat oksidasi -1, namun demikian halogen dapat pula memiliki tingkat
oksidasi +1, +3, +5 dan +7 kecuali flourin.
3. Semua unsur halogen merupakan oksidator
yang sangat kuat. Kekuatan oksidator ini berkurang dari fluorin ke iodin.
4. Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan
semua unsur logam dan beberapa unsur non logam. Fluorin merupakan unsur
yang paling reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen yang
lain sesuai dengan kenaikan nomor atom.
5. Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan
hidrogen membentuk asam halida (HX).
6. Kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat
membentuk asam oksi dengan rumus HXO, HXO₂, HXO₃ dan HXO4 yang disebut
sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat dan asam perhalat.
7. Unsur-unsur halogen dapat pula bergabung
dengan sesama unsur halogen membenuk senyawa antar halogen.
Fluorin merupakan salah satu unsur halogen
berbentuk gas (non logam) yang sangat reaktif, beracun, korosif, berbau
menyengat dan tidak enak serta berwarna kuning kehijau-hijauan, karena
merupakan unsur yang reaktif, maka fluorin depat membentuk beberapa jenis
senyawa seperti hidrogen fluorid, natrium fluorid dan lain-lain.
Bromin
merupakan unsur halogen yang beracun dan mudah menguap untuk membentuk molekul
gas diatomik. Cairan bromin dapat menimbulka luka apabila kontak langsung
dengan kulit dan luka tersebut sembuh dalam jangka yang lama. Bromin dapat larut
dalam air dan sangat larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol, eter,
kloroform dan karbon disulfide. Selain itu juga bromin dapat membentuk
senyawa-senyawa seperti HBr, HOBr dan beberapa senyawa lainnya. Di alam bromin
tidak terdapat dalam bentuk unsur bebas tetapi ditemukan dalam senyawa-senyawa
bromida.
Beberapa
sifat fisika dari halogen yaitu kenaikan titik didih dan titik lelehnya
disebabkan dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa
molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals
yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil.
Halogen mempunyai energi pengionan dan
keelektronegatifan yang paling tinggi dari keluarga unsur yang manapun. Dari
golongan VIIA fluorlah yang paling erat memegang elekton-elektronnya dan iod
yang paling lemah.
Selain
sifat fisika, halogen juga mempunyai beberapa sifat kimia yaitu ada suatu
penurunan yang teratur dalam keaktifan kimiadari fluor sampai iod, sebagaimana
yang ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan oksidasinya. Molekul fluor
yang beratom dua (diatom) itu, F2 merupakan zat pengoksidasi
yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik
fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti
oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas itu
dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar
dibandingkan klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan biasa termasuk kayu
dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor.
Fluorin
menempati urutan ke 13 dalam hal kelimpahan dibatuan-batuan dalam kerak bumi
dan senyawanya digunakan sejak tahun 1670 untuk elsa dekoratif pada kaca.
Namun, upaya berani untuk mengisolasinya sebagai unsur bebas gagal selama
bertahun-tahun sampai tahun 1886. Kesulitan memperoleh fluorin unsur ini
disebabkan karena sifat pengoksidasinya yang paling kuat. Unsur halogen lain
tergolong sedang sampai sangat baik menerima elektron dalam media berair.
Fluorin merupakan zat
pengoksidasi yang kuat yang dibuat hanya melalui elektrolisis. Sel elektrolisis
kalium fluoride dilarutkan dalam cairan hidrogen fluorida. Elektrolisis
meghasilkan gas hidrogen pada katoda dan gas fluorin pada anoda. Fluorin
diproduksi secara komersial dalam jumlah besar untuk industri batang bahan
bakar nuklir uranium. Logam uranium direaksikan dengan fluorin berlebih
menghasilkan uranium heksafluorida, UF6, suatu padatan putih yang
mudah menguap. Uap senyawa ini dipisahkan melalui difusi untuk menghasilkan
campuran yang mengandung bahan nuklir sekitar 4%.
Klor suatu bahan kimia industri yang utama, diproduksi secara komersial dengan
beberapa cara, kedua cara atau proses utama melibatkan elektrolisis larutan
natrium klorida pekat yang disebut “brine” (larutan pekat garam). Digunakan
larutan pekat garam karena dalam larutan klorida encer O2dan bukan
Cl2 yang akan dihasilkan pada anoda. Metode elektrolisis yang
utama adalah proses diafragma yang dilakukan dalam suatu alat yang menjadikan
lebih dari tiga perempat dari klor/natrium hidroksida yang diproduksi secara
elektrolisis.
Bromin (Br) dapat diperoleh dari
air laut melalui oksidasi ion bromid dalam larutan oleh klorin. Secara
komersial, bromida diproduksi dari air laut panas yang dialirkan ke puncak
menara, sedangkan uap panas dan klorin dimasukkan dari bawah menara. Bromida
dan uap air yang keluar dari puncak menara diembunkan, menghasilkan distilasi
lapisan terpisah. Bromin pada bawah menara dan air diatasnya. Lapisan bromida
dialirkan dan dimurnikan melalui proses destilasi. Bromida banyak digunakan
untuk industri senyawa bromida meliputi metal bromida, CH3Br (sebagai
peptisida), perak bromid (untuk film
fotografi) dan logam alkali bromid (untuk sedatif). Sedangkan unsur halogen
yang keempat yaitu iod diproduksi dari air asin alam melalui oksidasi I dengan
klroin yaitu :
2I + Cl2 I2 +
2Cl-
Iodin juga diproduksi dari natrium
iodat, suatu pengotor dalam garam Chili, NaNO3, melalui reduksi ion
iodat oleh natrium hidrogen sulfit. Iodin juga digunakan untuk membuat film
fotografi dan kalium iodida sebagain nutrisi makanan ternak.
Bilangan iodin menunjukkan ukuran
ketidakjenuhan atau banyaknya ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang
menyusun gliserida dari suatu minyak atau lemak. Nilai bilangan iodin merupakan
parameter mutu minyak yang penting karena digunakan untuk menyatakan derajat
ketidakjenuhan suatu minyak atau lemak. Selain itu, dapat juga dipergunakan
untuk menggolongkan jenis minyak pengering dan minyak bukan pengering. Minyak
pengering mempunyai bilangan iodin yang lebih dari 130, sedangkan minyak yang
mempunyai bilangan iodin antara 100 sampai 130 bersifat setengah mongering.
Halida adalah senyawa biner dimana salah satu bagiannya adalah salah
satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen
lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk
membentuk suatu senya senyawahalogen fluorida, klorida, bromida, iodida atau astatin.
Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam pada elemen grup 1 akan membentuk halida yang berbentuk padatan
putih dalam suhu ruangan. Ion halida adalah suatu atom hidrogen yang
mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida (F-), klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-) serta unsur halogen
yaitu astatin (At). Semua ion ini terdapat pada garam
halida ion.
Suatu senyawa dari dua halogen disebut senyawa antarhalogen. Dalam suatu
reaksi antara dua halogen, unsur yang lebih elektonrgatif adalah zat
pengoksidasinya dan diberi bilangan oksidasi negatif dalam senyawa itu. Diagram
emf untuk halogen, ion halida. Senyawa anorganik penting dari halogen adalah
salah satunya halida, asamokso halogen garamnya. Setiap unsur halogen membentuk
senyawa biner dengan hidrogen: HF, HCl, HBr dan HI. Semuanya merupakan gas
tidak berwarna dengan bau yang sangat tajam. Dimana hidrogen halida larut dalam
air menghasilkan larutan asam yang dinamakan asam hidrohalida. Hidrogen halide
dapat dibentuk langsung melalui penggabungan unsur-unsurnya. Fluorin dan
hidrogen bereaksi secara hebat. Reaksinya tidak memiliki nilai komersial yang
penting sebab flourin normalnya dibuat dari hidrogen fluorida. Klorin dibakar
dalam hidrogen berlebih menghasilkan hidrogen klorida yang digunakan
dalam industri.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
NO
|
Nama
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Gelas Kimia
|
250mL
|
1 buah
|
500 mL
|
1 buah
|
||
2
|
Gelas Ukur
|
100 mL
|
1 set
|
3
|
Pipet tetes
|
Sedang
|
4 Buah
|
4
|
Tabung reaksi
|
Sedang
|
6 buah
|
5
|
Kaca Arloji
|
Sedang
|
4 buah
|
6
|
Penjepit
|
Sedang
|
1 buah
|
7
|
Bunsen
|
Sedang
|
1buah
|
8
|
Corong
|
Sedang
|
1buah
|
9
|
Timbangan
|
1buah
|
|
10
|
Spatula
|
Kecil
|
1buah
|
11
|
Batang Pengaduk
|
Sedang
|
1buah
|
12
|
Rak Tabung
|
Sedang
|
1 buah
|
13
|
Label
|
BAHAN
NO
|
Nama
|
Konsentrasi
|
Jumlah
|
1
|
Kerta Saring
|
3 buah
|
|
2
|
Aqua
|
50 mL
|
|
3
|
PbNO3(aq)
|
0,1 M
|
2 tetes
|
4
|
NaCl (aq)
|
0,1 M
|
4 mL
|
5
|
AgNO3(aq)
|
0,1 M
|
2 Tetes
|
6
|
KI
|
0,1 M
|
4 mL
|
PROSEDUR
KERJA
a.Uji
Halogen Bebas
NO
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
a
|
I2 + NaCl
|
Ø Kertas saring (putih) ditetesi I2 (kuning)
Ø Setelah NaCl ditetesi kertas I2
terjadi perubahan warna lebih lama terjadi ketika ditetesi NaClwarna dari
krem keputih, bercak kecoklatannya lebih bsedikit, kertas terlihat lebih
bersih dari sampel B.
|
b
|
I2 + KI
|
Perubahan warnanya terjadi lebih cepat ,warna dari krem keputih,
bercak ke coklatannya menumpuk.
|
c
|
C6H12O6 + KI
|
Bening
|
d
|
C6H12O6 + NaCl
|
Bening
|
b.
Uji Garam Halida
NO
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
NaCl + AgNO3
|
Awalnya putih
jernih setelah ditetesi NaCl warnanya jadi keru.
|
2
|
NaCl + Pb(NO3)2
|
Awalnya
jernih
|
3
|
KI + AgNO3
|
Awalnya
warnanya kuning lama kelamaan jadi keru.
|
4
|
KI + Pb(NO3)2
|
Awalnya
kuning pekat jernih lama kelamaan jadi keru dan menghasilkan endapan.
|
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menguji halogen bebas
dan membedakan garam halida yang trbentuk dari reaksi antara halogen dengan
perak nitrat (Pb(NO3)2). Percobaan pertama dilakukan
untuk menguji halogen bebas dengan kertas Iodium dimana reaksi antarakertas
iodium dengan halogen akan memberikan warna tertentu pada kertas Iodium.
Awalnya melakukan
perendaman kertas saring dalam larutan Iodium dan NaCl. Perendaman dilakukan
sebanyak 2 kali percobaan dengan kertas saring, satu kertas saring direndam dan
lalu diangkat, begitu juga kertas yang kedua. Fungsi dari perendaman ini adalah
untuk membandingkan siapa yang lebih cepat kering dan siapa yang lebih bersih.
Berdasarkan hasil
pengamatan pada kertas Iodium + NaCl menghasilkan warna Krem, Kalium Iodida
(KI) menghasilkan perubahan warna terjadi lebih cepat, warnanya dari krem
menjadi putih dan bercak kecoklatannya/lebih banyak, sedangkan C6H12O6
+ KI menghasilkan warna bening begitu pula C6H12O6
+ NaCl menghasilkan warnanya juga bening.
Dalam pembuatan
garam halida digunakan beberapa asam halida sebagai reaktan atau sebagai
pereaksi, penambahan perak nitrat (AgNO3). Pada Natrium Klorida (NaCl)
menghasilkan larutan yang berwarna keruh.
Pada penambahan
Timbal Nitrat (PbNO3) pada Natrium Klorida (NaCl) menghasilkan warna
bening. Awalnya larutan yang dihasilkan berwarna bening tetapi setelah
dipanaskan warnanya berubah menjadi keruh. Hasil yang diperoleh sesuai dengan
teori dimana reaksi antara timbal dan klorida suatu perubahan warna.
Pada pertambahan
perak nitrat pada laruta kalium iodida menghasilkan larutan berwarna keruh.
Penambahan timbal nitrat pada larutan kalium iodida menghasilkan larutan
berwarna kuning pekat (awalnya) lama kelamaan jadi keruh dan terdapat endapan.
PERTANYAAN
1.
Golongan
halogen dapat membentuk asam halida yang dikenal sebagai asam kuat, kecuali
asam fluorida, jelaskan mengapa demikian!
Jawab : Karena asam
fluorida adalah asam lemah, karena ikatan hidrogen antara Hf dan molekul air
yang membatasi tingkat disosiasi menjadi ion. Ikatan hidrogen antara molekul Hf menyumbang titik didih yang relatif tinggi.
Hidrogen fluorida jika dibandingkan dengan hidrogen lainnya.
2.
Tuliskan
cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan halogen
Jawab : CH4
+ 2F2 →
C + 4Hf
3.
Informasi
terbaru apa yang terkini yang perna anda dengar mengenai Halogen
Jawab : Lampu Halogen
adalah sebuah lampu pijar dimana sebuah filamer wolframdisegel didalam sampul
transparan kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen
seperti iodin dan bromin.
KESIMPULAN
v Halogen bebes dapat dideteksi dengan kertas iodium dimana natrium
krorida membentuk warna krem(kining), kertas iodium dan kalium iodida membentuk warna putih.
v Halogen dapat membentuk senyawa garam halida.
v Perbedaan garam halida yang terbentuk, yaitu:
Reaksi
Natrium Klorida (NaCl) dengan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan
larutan brwarna keru. Reaksi natrium klorida (NaCl) dan timbal nitrat (Pb(NO3)2)
yang dipanaskan yang menghasilkan larutan jernih.
Reaksi
kalium iodida dan perak nitrat
menghasilkan larutan yang berwarna kuning, lama kelamaan jadi keru.
Reaksi
kalium iodida dengan timbal nitrat menghasilkan berwarnakuning pekat jernih,
lama kelamaan jadi keru dan menghasilkan endapan.
Gambar percobaan:
Gambar percobaan:
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Sugiarto, Kristian H. Kimia Anorganik I. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta, 2004.
Ø HS, Syamsidar dan Ahmat Yani Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012
Ø Sunarya, Yayan, Kimia Dasar II. Bandung: CV Yrama Widya,2012.
Ø Svehla, G Analisis Kualitatif Makro dan Semi Makro, Jakarta: Kalma
Media Pustaka, 1985.
Ø Petricci, Rasph H. Kimia Dasar Prinsip terapan modern. Jakarta :
Erlangga: 1987.